Friday, March 04, 2005

tlah tanggal sebutir hariku
ditelan kebisuan waktu
tanpa ragu dan malu-malu
lilin-lilinpun meniupkan sisa usiaku
..........................( by harvey m )

Malam pekat mendekap bumi , membuat binatang malam enggan keluar dari sarangnya. Semuanya seperti menunggu akhir kisah kami.
" Kamu pasti cepat melupakan aku." katanya lirih tanpa menoleh.
Aku coba meraba wajahnya dengan sorotku, ah betapa aku akan merindukannya," Bagaimana bisa? Sebagian akan hilang bersama pergimu."
Aku sentuh bahunya sekilas, dia tidak juga menoleh, mungkin dia takut tatapannya akan melukaiku.Diam rasanya lebih baik malam itu, kata-kata akan menambah berat perpisahan.
" Jangan menunggu aku, aku akan bahagia bila tempatku segera tergantikan. Berjanjilah! Demi aku!" kali ini dia menoleh, dengan tatapan berjuta luka.
Aku tertunduk.Mencoba melawan tatapnya aku yakin tak sanggup," Jangan hiraukan aku. Aku sudah bahagia bisa mencintaimu, itu sudah cukup."
Dia mengenggam tanganku, kami saling membisu mencoba menuntaskan rindu lewat hangatnya nadi darah yang mengalir dari genggaman kami.
Akhirnya," Aku pulang. Jaga dirimu."
Aku mengangguk dalam, menatap kepergiannya hingga bayangannya menyatu dengan pekat malam. Aku tahu, sejak itu .......jiwaku tidak bebas mencintai lagi karena sebagian dariku telah pergi bersama bayangannya.

( i'll be there for you)

at 6:09 AM

  • didats