Thursday, January 25, 2007
Di Surga Kita Akan Bersama
seperti rumput liar dalam musim gugur. bergoyang-goyang hanya karena hembusan angin sepoi-sepoi, tidak bahagia ataupun sedih. setelah angin berhenti berhembus, rumput -rumput akan tetap subur dan hijau, layu ketika malam menjelang.
(ZIYU dari BEIJING DOLL karangan CHUN SUE; 273-274)
(ZIYU dari BEIJING DOLL karangan CHUN SUE; 273-274)
satu-satu bilangan umur, bilangan tahun menua dan redup. dia masih sama, duduk sendiri di bangku panjang di bibir danau- membeku dan diam. daun luruhpun menyisakan ruang tepat untuk sebentuk badannya di bangku itu. daun luruh tak ingin dia harus membersihkan bangku itu sebelum duduk. satu koloni burung gereja selalu mengubah haluan bila melihatnya duduk di situ-bukan karena takut-hanya tak ingin mengganggu saja. angin akan memilih menikung, membiarkan semua tenang tak terganggu oleh hembusannya. dan surya akan malas memancar, hanya berpendar sebagian, sekedar memberi terang di tempat dia terpaku untuk menghabiskan waktu.
dia datang lengan langkah tenang, lalu dengan tangan gemetar mengenakan kaca mata bacanya. dibukanya sebuah buku usang yang telah ratusan kali dibacanya. hari ini dia tinggal menyelesaikan sepuluh halaman terakhir :
............kau ingat saat terakhir menemaniku, di lereng rinjani yang berkabut? aku merasakan kedamaian yang sangat. entah yang kurasakan hanya permainan perasaan karena terbawa oleh suasana, atau itu sesungguhnya? tapi aku yakin, itu yang sesungguhnya kurasakan. kau bahkan tidak menggodaku saat kita berdua-hanya berdua. kau lebih sibuk dengan harmonikamu, menghiburku tanpa memintaku untuk sekedar duduk di sisimu. kau nyata, tapi tetap samar,seperti kabut yang tak teraih..............
........aku ikut bersenandung mesti kau tak memintanya. api unggun seolah tak rela aku menemanimu, dia tak memberiku kehangatan sedikitpun. tapi tak mengapa. hatiku merasa hangat dan tentram karena kau ada disisiku. setelah tiga lagu kau mainkan, kau menikmati teh yang telah kusiapkan, hanya ucapan terima kasih dan senyum tulus yang kuterima. padahal aku menginginkan lebih. aku ingin kau bertanya, bertanya dan bertanya. aku ingin sepanjang malam bicara untuk menjawab semua pertanyaanmu. ah, tapi itu tak pernah terjadi. kau pamit tidur setelah itu, menikmati malammu sendiri di dalam tenda mungil merahmu. aku masih di depan api unggun hingga fajar, memaki-maki diriku sendiri yang tidak pernah bisa membuatmu membuka diri......
......pagi harinya kau bersikap seolah tak terjadi apa-apa semalam. kau hanya menyapaku dengan sapaan basi "selamat pagi"-bagaimana tidurmu, nyenyak kan?". dan anehnya keberanian yang semalam kususun untuk mengucapkan kalimat "semalam adalah malam yang indah bagiku" tak mampu keluar, hanya tertahan di ujung lidah dan berubah menjadi senyuman balasan untuk menyambut ucapanmu. sisa pendakian menjadi menjemukan setelah teman-teman yang lain bergabung dan membuatku semakin merasa terasing.....
......pagi harinya kau bersikap seolah tak terjadi apa-apa semalam. kau hanya menyapaku dengan sapaan basi "selamat pagi"-bagaimana tidurmu, nyenyak kan?". dan anehnya keberanian yang semalam kususun untuk mengucapkan kalimat "semalam adalah malam yang indah bagiku" tak mampu keluar, hanya tertahan di ujung lidah dan berubah menjadi senyuman balasan untuk menyambut ucapanmu. sisa pendakian menjadi menjemukan setelah teman-teman yang lain bergabung dan membuatku semakin merasa terasing.....
Tuesday, January 16, 2007
Untuk R
Thanks ya...semoga masih ada di dunia ini pertemanan yang tidak selalu hanya diukur dari materi dan gaya hidup. aku sudah capek!(by R ; 15 Januari 2007 , 20:29:45)
kapan kita bertemu? belum pernah! 8 bulan pertemanan hanya kita jalin lewat sms singkat dan telepon sekali waktu. kau kawan imajiner, tapi nyata adanya. berkawan denganmu aku bisa jujur menjadi diriku sendiri, seperti kamu menjadi dirimu sendiri. tanpa harapan berlebih , tanpa tuntutan harus saling menyesuaikan diri, karena kita berteman berdasarkan kebutuhan-bukan gurauan.
Monday, January 08, 2007
Untukmu
SEKILAS INFO : aku sudah jadian sama X, bukan orang yang aku incar selama ini tapi orang lain yang tinggal di kota A. aku bahagia banget, akhirnya aku menemukan pengganti dirimu!
( by K - via sms, penghujung Desember 2006)
selamat untuk cinta yang kau menangkan. membaca sms-mu membuatku terbebas dari himpitan rasa bersalah yang selama dua bulanan ini membuatku berpikir -aku adalah manusia yang menjelma menjadi setan, lengkap dengan taring dan tanduk dikepala.
terima kasih untuk maafmu, yang tak semua orang akan berbesar hati untuk memberikannya. meskipun kau harus menangis untuk mengurai lukamu. dan mengkandaskan semua asamu yang kau anyam saat bersamaku.
maaf, aku ternyata tak berbesar hati menerima cintamu. maaf atas dua bulan yang biru. kau berharap dari jauh, bahwa cinta yang kuisyaratkan akan menjadi tujuan terakhirmu. berkali kau bilang dan aku tahu itu ; kau mencintaiku dengan kejujuran.
maaf aku harus menghadirkan yang ke-3 untuk melukaimu. bukan dia yang bersalah, tapi aku. aku sengaja menghadirkan dia agar kau tahu-aku tak layak menerima cinta agungmu. dia hanya gurauan sesaat untuk membuatmu bangun dari buaian cinta. dan untuk membuka matamu bahwa aku bajingan yang tak layak kau pertahankan.
kau layak mendapatkan cinta yang tak ada padaku. cinta yang ada padaku adalah -cinta yang selalu kutanyakan apakah sejatinya untukmu - cinta yang tidak berani terluka - cinta yang ragu karena berharap waktu akan menjadikannya sejati. sementara cintanya indah, sederhana dan tanpa beribu pertanyaan berbelit.
aku tak akan menghapusmu dari ingatku, kau membuatku belajar menghargai cinta dan bagaimana seharusnya memperlakukannya. kau membukakan mataku, bahwa aku kerdil yang masih harus belajar mengeja "c-i-n-t-a".
selamat, sekali lagi selamat. aku akan tetap mengingat tujuh pertanyaan yang sanggup kau jawab, aku akan tetap ingat panggilan sayangmu padaku! aku akan mengingat semua. karena semua jejak langkahmu tetap ada dihatiku.