Monday, November 12, 2007

I love u but....

Angin musim gugur membenamkan diriku dalam dingin, meski sudah kupakai sweater dan jaket wol berlapis namun geliat angin masih mampu menembus pori-pori kulitku. Kupercepat langkah, bahkan setengah berlari, untuk memerangi hawa dingin yang menyergap. Tapi usahaku sia-sia, setelah 200 meter, aku terengah-engah kehabisan napas.
Semangatku untuk melanjutkan langkah menggebu lagi, saat kulihat jendela kamarku di lantai tiga setengah terbuka. Angin bahkan mempermainkan tirainya seperti tangan gadis yang sedang menari. Pendar lampu yang menyala kutangkap dengan jelas dari tempatku berdiri, 100 meter dari apartemen, tepat di bawah pohon berdaun merah. Andai kau melongok sebentar ke bawah dan melihatku disini, pasti kau akan berteriak seperti ini," Tetaplah disitu, aku akan ambil gambarmu dari sini. Guguran daun berwarna merah yang terbang disekitarmu pasti akan membuat indah hasil fotoku." Kalau sudah begitu, pasti aku akan mematuhimu, aku akan bergaya seperti maumu, tersenyum-merengut atau tertawa lepas, semua kulakukan agar kau puas memotretku.
" Beruntung aku punya pacar senarsis kamu." katamu suatu waktu," Aku nggak perlu repot cari model buat fotoku."
Tapi jendela itu senyap tanpamu, mungkin kau lebih memilih meringkuk di ranjang sempitku sambil membaca atau kau sedang menikmati tidur sore yang nikmat di tengah udara dingin seperti ini.
Aku kembali berlari, dengan tergesa menapaki tangga menuju lantai tiga. Aku sudah tak sabar menemuimu. Setelah dua bulan tak bertemu, rinduku meluap tak terbendung. Kubuka pintu dengan tergesa, ternyata masih terkunci! Tak seperti biasanya, bila kau singgah di tempatku, kau tak pernah mengunci pintu bila aku belum datang. Atau kebiasaan itu sudah berubah? Kuketuk perlahan dan kupanggil namamu, kutunggu hingga 5 menit dan tak ada satupun jawaban.
Mungkin kau tertidur pulas, pikirku. Akhirnya kubuka pintu dengan perlahan agar tidak menimbulkan keributan yang akan membuatmu terbangun. Saat aku mengunci pintu kembali dan mengarahkan pandangan ke seluruh sudut kamar, barulah kusadari kesunyianlah yang menyambutku dengan manis. Bukan dirimu!
Aku segera sadar, kalau kau sudah meninggalkanku sejak dua bulan lalu. Mungkin tadi kau kesini untuk mengambil barangmu yang tertinggal dan kau sempat menyalakan lampu tapi lupa mematikannya. Kau juga membuka jendela tanpa menutupnya. Ya, itu kemungkinan yang terlintas di otakku. Kuperiksa box warna merah di atas lemariku, sisa barangmu tak ada lagi disitu. Tak kau tinggalkan satupun untukku.
Aku segera menutup jendela dan merapatkan tirainya, saat kutengok sisi kanan dinding kamarku, foto kita yang dipajang disitu juga sudah hilang! Apakah kau tidak ingin satupun jejakmu pantas untuk kumiliki dan kukenang?
Aku tak bisa menjawab pertanyaanku sendiri, kulepas sepatuku dan kulemparkan begitu saja. Kumatikan lampu disisi ranjang agar seluruh ruangan gelap sempurna, lalu kutarik selimut dan bersembunyi di baliknya. Malam ini aku berjanji akan memupus semua hal tentangmu.
" Aku mencintaimu, tapi aku harus membencimu!" teriakku.

at 9:47 PM

3 Comments:

Blogger Azhar said...

kamarmu kan dilantai 1 deket pager dan lantai 3 itu kandang burung bukannya??? sudah pindah kamar toh hehehehehe

5:05 PM  
Blogger Unknown said...

Tulisan terbaik dari semua tulisan elo, ehmmmmmmmmmm, bagus banget kaya nama elo mas, saluttttttttttttttt gw, dan gw akan makin salut lagi kalau topi gw cepet2 dianter he..he..he..

Lanjut nulis lagi neh mas, katanya mau stop

7:05 PM  
Anonymous Anonymous said...

cuma 1 kata aja deh...DASYAT... :)

10:26 PM  

Post a Comment

<< Home

  • didats