Sunday, March 19, 2006

Maaf..........

Daun-daun kering berkejaran di antara kakiku, di jalan berdebu yang kulalui. Saling berbisik- menahanku untuk tidak berjalan lebih jauh. Tapi aku tak hiraukan - ini perjalanan yang sudah lama kususun dan kurencanakan dan mungkin akan menjadi perjalanan panjang yang mengubah hidupku.

Angin utara semakin kencang melawan, mengacaukan gerak kaki di jalan yang mulai menanjak. Kulipat rapat tanganku dan kutegakkan badan untuk tetap menjejak bumi.
"hendak kemana makhluk bodoh?" angina utara membisikkan Tanya.
"ke arahmu berasal.UTARA!"
"untuk apa? di sana tidak ada kehidupan, kembalilah!"
"tidak mungkin di sana ada cintaku. di antara dahan dan pucuk-pucuk jambu, di antara aliran kecil sungai yang membelah lembah dan di bening embun pagi yang mengakhiri selimut malam."

Angin utara kembali mengitariku," dia sudah pergi, dahan itu sudah patah! Daun-daun itu sudah terkubur,hanyut dan terbang. Sungai itu pun sudah lama mengering. Dan embun sudah lama tidak datang ke tempat itu karena tidak ada malam yang harus diakhiri."
"siapa yang tega melakukan semua itu?" tanyaku
"kau, kau yang telah melakukannya."

Aku tertegun dan terkesiap tak percaya, bibirku bergetar menahan kekecewaan yang meranggas menimbulkan perih di dada.
"kenapa kau tinggalkan luka di sana?" angin semakin kuat menahan langkahku," aku selalu menjadi saksi keindahan cinta di tempat itu. Tapi sejak kau tinggalkan, semua keindahan itu memudar dan berganti sepi yang menyakitkan."
Aku menepi, mencari sandaran di pohon yang kokoh, kakiku tiba-tiba berat kulangkahkan. Cerita angin utara menihilkan kekuatanku.
"aku mencintai tempat itu, sangat! Menikmati hembusanmu di malam hari yang menusuk tulang, tapi itu membuat aku dan dia semakin dekat. Aku pergi karena dia menginginkan perpisahan, seperti juga aku. Tidak, sebenarnya tidak! Kami tidak menginginkan perpisahan, tapi alam adalah kekuatan besar yang memisahkan kami dan siapa yang kuasa atasnya?"
beberapa helai daun jatuh, menemani dudukku, salah satunya berkata sinis," kalau kau punya hati untuk dicintai, kau tentu punya senjata untuk melawan kekuatan itu dan kau tahu pasti apa senjata itu."
Yang lain menimpali," kami menangis saat angin utara menangis melihat dia meradang menyebut-nyebut namamu. Airmatanya telah membuat tanah utara tandus. Kamu kejam!"
Pipit kecil hinggap di lenganku, entah darimana berasal," kicauku dulu riang, tapi sekarang aku malu melakukannya.senandung sedihnya untukmu telah merubah kicauku sesendu senandungnya. Dunia muram karenanya."
Aku termangu, terpojok oleh bermacam kesalahan yang ditimpakan kepadaku, " aku harus ke utara sekarang, harus! Kalau kalian mau dan bisa membantuku, bantulah! Biar aku bisa meminta maaf padanya sebelum hidupku berakhir."
Angin utara kembali berseru," pergilah, cepat! Waktumu tak banyak. Usahakan kau sampai di sana tidak di waktu malam. Malam di utara tidak seindah dulu, kini gelap dan sunyi. Burung hantu sudah lama pergi, bulan dan bintang sudah lupa untuk singgah di langit utara."
Aku mengangguk dan segera berlari menuju utara. Satu hari, dua hari, tiga....empat....aku terus berjalan.

Aku tidak pernah sampai ke utara, pada hari ke lima harum jasmine dan bunga kenanga menyebar di udara. Beberapa ekor gagak terbang rendah menyapaku.
Angin utara kembali datang merengkuhku,daun-daun jambu yang layu menghampiriku. Pipit kecil hinggap di bahuku dan membisu. Langit berubah pekat, ditemani rintihan petir dan kilat.
Aku mematung dan tertunduk dalam, napasku berat memburu. Alam telah mengabarkan berita tentang dirinya. Ya, aku kehilangan cinta!Aku berbalik arah, bahuku terguncang hebat. Langit menangis, demikian juga aku,"maafkan aku cinta."Bisikku lirih.

at 7:39 PM

5 Comments:

Blogger unai said...

Pasti ada cinta di sana...
Tidak pucuk jambu...tapi di pucuk pelangi di senja sehabis gerimis itu.

Kalaupunlangit mansngis..kau tak perlu manangis karenanya...

Tetaplah berpijak di bumimu! dan dari arah manapun mata angin berhembus...
Pasti kau kan temui...

Cieh..dalem banget mas??? ada apa denganmu??

2:02 AM  
Blogger yaya said...

Dari cinta:

aku maafkan :)

3:06 AM  
Blogger Lili said...

get well soon yah GUs...
seperti biasa, tulisan yg indah...ikutan lomba nulis dong?

2:54 AM  
Anonymous Anonymous said...

Inikah namanya cinta, cinta oh cinta... beda waktu NZ dan Indo 6 jam lebih awal di NZ *nggak nyambung* Take care ya :)
doel

12:24 PM  
Blogger Theresia Maria said...

puitisnya km Gus...ck..ck...

1:49 PM  

Post a Comment

<< Home

  • didats