Monday, April 17, 2006

Bamboo, RIWAYATMU KINI!!

trenyuh, mungkin itu kata yang tepat untuk melukiskan perasaanku saat melihat pameran bambu di tempat kursusku hari sabtu kemarin. rasanya aku seperti orang asing yang tidak pernah menjumpai 'bambu' dalam kehidupanku sehari-hari. rasanya bangsa luar (khususnya Jerman) lebih layak memilikinya daripada bangsa kita sendiri.
bamboo yang bagi kita hanya dipandang sebelah mata, di negara Jerman sana sudah menjadi kajian studi yang mencengangkan, yang telah diterapkan pada kontrusksi bangunan apapun. untuk tiang penyangga bangunan, jembatan, canopy, furniture, atap...pokoknya semuanya. aku pernah melihat di Bali bangunan indah dari bambu dan pemiliknya ternyata juga orang Jerman. Benar-benar mengagumkan, mereka bahkan mempunyai bidang studi "jurusan perbambuan." (kita yang punya banyak BABU saja nggak punya BIDANG STUDI PERBABUAN..hahahahaha, emang ada hubungannya?)
kita memang benar-benar bangsa yang malas dan bodoh! bambu bagi mereka adalah alternatif cerdas untuk menggantikan kebutuhan kayu yang semakin meningkat sementara persediaan kayu di hutan tropis dan budidaya semakin terbatas. dengan menggunakan lebih banyak bambu berarti melestarikan hutan.
bambu adalah tanaman yang paling cepat berkembang biak dan mudah dibudidayakan, yang membuatku heran, melalui proses tertentu bambu bisa awet sampai 150 tahun! jadi para pemakan bambu muda, berhentilah! pikirkan nasib anak cucu kita,banyak alternatif sayur lain yang tak kalah senorok dan eksotis rasanya kan?
(ehm....lumpia semarang kesukaanku, aku rela kamu tidak lagi berisi rebung yang baunya selalu bikin aku nafsu! aku rela kamu digantikan irisan bengkuang atau toge, asal kamu tetap lestari)
bambu bagi aku pribadi adalah kenangan tak terbilang; rumahku sampai kini masih sebagian berdinding bambu. bahkan diam-diam aku ini seorang penganyam dinding bambu yang handal! betapa tidak, kakekku yang terkenal disiplin berhasil menyeretku untuk membuat sendiri dinding dari bambu yang akhirnya menjadi pembatas antara halaman rumah kakekku dengan tanah tetangga. beliau selalu bilang, buat apa beli, mendingan bikin sendiri kan lebih bagus dan tebal.
wah jangan ditanya bagaimana tangan kecilku kerepotan membikinnya : memotong, menghilangkan gerigi disetiap bukunya, membelahnya menjadi beberapa bagian hingga lebarnya tinggal kurang lebih 4 cm, lalu tiap bilah berukuran 4 cm x 2.5 m dan 4 cm x 2 m dibelah empat lagi menjadi bilah-bilah yang lebih tipis. ehm...benar-benar menguras tenaga dan bikin tanganku berdarah-darah (untung sekarang mulus kembali...jadi buat mbelai cewek nggak malu-maluin. ayo, siapa mau dibelai? hahahaha)
habis itu bilah-bilah disusun membujur dan melintang masing-masing bagian tiga bilah, dianyam sesuai pakem "seni menganyam" yang kupelajari di sekolah. tangan kecilku butuh bantuan martil untuk menyusun kerapatannya. wah, jangan tanyakan hasilnya! yang penting jadi dan kakekku puas. setelah menurut kakekku rapi, dijepitlah "gedeg / dinding mambu" tersebut dengan bambu tebal lalu dipaku tujuannya agar mudah dibawa dan bisa disandarkan dan tidak"mleat-mleot".
ehm...andai aku punya waktu ikut workshop mengenai bambu selama tiga hari di tempat itu, aku akan membuatkan rumah bambu mini yang indah buat kakekku. meskipun beliau tidak bisa melihatnya (kakekku sekarang buta karena katarak), tapi aku yakin dia akan bangga padaku!

at 1:15 AM

11 Comments:

Blogger Sisca said...

Mas Bagus, ceritanya,pengalamannya, cara menuturkannya..LUAR BIASA !!!

Semoga kamu bisa membuatkan rumah bambu itu buat kakek..:)

11:14 AM  
Anonymous Anonymous said...

mana ada lumpia isinya ngga rebung, dimana-mana pasti ada rebungnya mas hiihihihihihi *bakul lumpia protes*

10:45 PM  
Blogger unai said...

Bau rebung mambangkitkan nafsumu..*duh mas baunya kan gak enak...hayo jangan kebanyakan makan bamboo diprotes panda nanti kamu

12:19 AM  
Blogger unai said...

Bau rebung mambangkitkan nafsumu..*duh mas baunya kan gak enak...hayo jangan kebanyakan makan bamboo diprotes panda nanti kamu

12:19 AM  
Anonymous Anonymous said...

negara lebih maju memang mulai mempelajari hal2 yg 'mungkin' di negara kita dianggap remeh atau ga bernilai :D
beruntung kamu bisa ikutan nyicipin ilmunya ;)

12:25 AM  
Anonymous Anonymous said...

[e]mang Jerman ngedatengin h'craft & perabotan dari mana? gw rasa dari endonesah jg, secara tmn gw tukang design yg beginian, so kalo ada pameran spt itu, tentunya itu hasil karya anak bangsa jg, cuma yg perlu dicatet, apresiasi mereka thd bambu jauh lebih tinggi dibanding org indonesia...emang sedih sih kalo kayak gitu, pdhal bambu selain lebih artistik, kalo proses pembuatannya gak asal2an & sesuai teori pasti sama awetnya dengan jati...

1:02 AM  
Anonymous Anonymous said...

Di sini saya rindu bambu...rindu kursi dan meja bambu yang dulu sering saya duduki...:)
doel

2:10 PM  
Blogger Lili said...

Lagi di Jermankah?

Sedih yah, padahal di negara kita banyak bamdoo.
dan bamboo memang kuat.

9:42 AM  
Blogger guario said...

Halah guuuuuusss... kamu emang ditakdirkan jadi seniman serbabisa ya:D. Dulu deket rumah ada hutan bambu dan aku paling bete kalo diajak main lewat sana gara2 gatel2. Jadi sudahlah, ngimpi siang bolong kalo mau bikin barang dari bambu:D. Wong bikin kaos batik aja gak kelar *tersipu malu*

Aku juga mau lho dibikinin rumah bambu;), gak usah rumah deh, kursi aja boleh kok.

12:16 AM  
Anonymous Anonymous said...

Where did you find it? Interesting read Expert witness medical malpractice Phentermine xenical online.com Tumescent liposuction surgery los angeles Senior vitamins and supplements Her flowing white dress billowing in the wind Benz california mercedes part Gijoe backpacks Dental care plans strong vista labels business cards Tenuate tenuate br a aa a Image vitamin plus hair spray Palms hotel and casino in las vegas

1:44 AM  
Anonymous Anonymous said...

You have an outstanding good and well structured site. I enjoyed browsing through it Homemade ice cream recipes for ice cream makers

2:57 PM  

Post a Comment

<< Home

  • didats