Thursday, June 08, 2006

cheese cake

kususun keberanian untuk melangkah mendekat, kau akhirnya menoleh saat mendengarku meletakkan cheese cake di meja. kenikmatan yang belum tuntas berganti tatapan heran di wajahmu, kau segera lepas dari pelukannya dan mencoba meraihku. tubuhku mendingin, amarah yang membakar tak mampu kutumpahkan. aku berbalik arah dan berlari sebisaku. menjauh, sejauh yang kubisa, meskipun hatiku tak mampu.


aku sudah membayangkan pesta ulang tahunmu yang indah, sambil menikmati lembutnya krim keju di balkon apartemenmu. hanya kita berdua, berpelukan sambil menatap senja di garis cakrawala. tapi mengapa dia hadir mengacaukan mimpiku? atau sengaja kalian hendak melukaiku dengan cara seperti ini? atau untuk membukakan mataku bahwa aku bukan siapapun bagimu? dan untuk membuatku bangun dari mimpi bahwa hanya dia dan selalu dia yang membuatmu genap?

kalau itu yang kau inginkan, kau berhasil membuatku menjadi pecundang! membuatku menelan kekalahan telak. kalau kau tak menginginkanku, mengapa kau membiarkan aku menempuh jalanmu? aku telah melewatinya separuh lebih dengan kesungguhan yang sarat harapan. dan aku sudah merangkai rencana, suatu masa kau akan bersamaku di ujung waktu.
tapi harapan bisa mengecoh, seperti mimpi basah yang nikmat namun sesaat. begitu berakhir, hanya kehampaan dan harapan tanpa tepi. kau datang saat hatiku ranum, mudah sekali terperdaya. kau tahu betul bila kau adalah bintang tak terjangkau bagiku. kau adalah tujuan yang membuatku tetap bernapas, bergerak dan tumbuh.
aku percaya saat kau datang padaku, kau benar-benar tidak lagi menginginkannya. aku percaya bahwa dia sudah mengkaramkan hatimu dan kau akan jera karenanya. aku tidak salah kalau berharap kau akan melupakannya karena aku akan membantumu untuk itu.
aku merasa hidup, enam bulan denganmu adalah bagian terindah yang membuatku percaya cinta dan kekuatannya. apakah aku salah menyangka kalau kaupun menikmatinya? apakah keriangan, kebisuan yang intim saat kita duduk berdua adalah sandiwaramu untuk membuatku berharga? apakah malam yang panjang penuh geliat hanyalah gurauan untuk menunggu pagi datang?
aku tak ingin kau bandingkan, semua miliknya selalu membuatmu merindu. saat bersamaku, tak jarang kau ungkapkan hal itu. anehnya, rasa cemburuku semakin membuatku mencintaimu. membuat doa panjangku penuh dengan namamu.
hujan mengantarmu malam itu, dengan cheese cake yang sore tadi kuhadiahkan untukmu. aneh, aku tetap tergesa membukakan pintu untukmu dan mencemaskan tubuhmu yang menggigil dan bibirmu yang membiru. aku tanggalkan bajumu satu demi satu karena kau tak kuasa melakukannya, kurebahkan dirimu di sofa yang selalu menjadi tempat favoritmu. kau tak berkata sepatahpun, namun pandanganmu menghiba.
kubungkus dirimu dengan berlapis selimut, kubelai anak-anak rambut yang menghalangi bening matamu. kau masih belum bicara tapi tanganmu menggapai mencari genggaman. aku mnyambutnya dan membiarkanmu mengenggamnya. begitu kau terlelap, aku tak lagi ragu menangis untukmu.
kuletakkan cheese cake di atas meja kecil di sisi sofa, sudah tak berbentuk, tapi namamu masih terlukis indah. aku masih sesekali menyeka kristal bening yang meluncur di pipi, menyusun lilin di atasnya dan menyalakannya untukmu. aku terbaring di bawah sofa, menjaga agar lilin-lilin itu tak padam sampai kau meniupnya nanti. aku menggantikannya dengan yang baru setiap api habis melumat barisan lilin kecil itu.
kau sudah merapat di sisiku, saat aku terjaga dari tidurku yang sesaat. kau benamkan kepalamu didadaku. lirih kau ucapkan kata,"maafkan aku." dan bahumu terguncang hebat. aku tak yakin apa yang kulakukan, tapi tanganku membelai punggungmu. perasaanku masih terombang-ambing antara harapan dan kenyataan. saat seperti ini, kau selalu bisa membuatku mempertimbangkan lagi keputusanku untuk membencimu.
tanpa kuminta kau duduk dan bergeser ke arah cheese cake yang layu. tinggal dua lilin yang bersedia menemani kita," temani aku meniupnya." dia meraih bahuku dan memelukku," kau yang sesungguhnya kuinginkan."
aku terdiam, tapi tak kubiarkan kau meniupnya sendirian. " mau tahu doaku?" aku menggeleng. " aku ingin tuhan menjaga cinta kita. maukah kau memaafkanku?" aku mengangguk, entah kesungguhan atau sekedar menghiburnya. kami nikmati cheese cake dengan diam, tanpa kuminta dia meletakkan tanganku didadanya," kau akan tahu, dia tak ada lagi, hanya kau disini."
aku biarkan dia memelukku sepanjang sisa pagi...........tuhan, aku mencintainya!

at 2:58 AM

12 Comments:

Anonymous Anonymous said...

romantis sekali!

4:24 AM  
Blogger Hannie said...

ugghhh... maab. ini cerpen apa bukan seh?
kalo beneran, wah buat gue aja deh cheese cake-nya :D

4:41 AM  
Blogger Yunus Idol said...

Peluklah ia sebelum kau menyesal, sebelum cheese cake di balkon itu berjamur dan terbuang percuma...

4:25 AM  
Blogger blanthik_ayu said...

kalo endingnya gini..nggak usah pake cheese cake..pake apem juga nikmaaaaattttt :P

4:43 AM  
Blogger Rara Vebles said...

Horeee... dia mencintainyah...!!

3:02 AM  
Blogger Sisca said...

Mas Bagus, ini cerita novel atau kisah nyata seh???

Cara bertutur ini, yg bisa membuat setiap wanita jatuh cinta.

Dan sisca percaya cinta itu telah datang padamu...selamat dan pupuklah :)

12:56 AM  
Blogger anastasianani said...

aduh mas! sedih banget! romantis banget!

6:52 PM  
Blogger unai said...

edian tenan romantis abis..stuju mbak Eny..enakan juga apem...heheh itukan kuenya doraemon..kek dorayaki gitu

9:15 PM  
Blogger Ida Syafyan said...

horeee... finally u r the winer

2:09 PM  
Anonymous Anonymous said...

my fave..beda dikit ma cerita gue *endingnya gue putus..hiks*

-hariez-

11:50 AM  
Anonymous Anonymous said...

Where did you find it? Interesting read » »

6:20 PM  
Anonymous Anonymous said...

Very cool design! Useful information. Go on! »

12:49 AM  

Post a Comment

<< Home

  • didats